Beramal dan berbhakti terhadap negeri dengan
meneguhkan mental sebagai WUJUD kementerian agama
yang bersih dan melayani
Oleh : Imam Mukozali,
S.Ag., MM
Penyuluh Agama Islam
Kabupaten Sidoarjo
Beramal dan berbhakti itulah yang ada dalam benak penulis. Dua kata yang
menurut penulis tak dapat dipisahkan karena sangat serasi yaitu “HARI AMAL
BHAKTI kementerian agama”. Biasanya
dalam institusi yang lain ada sebutan Harlah, HUT, Dies Natalis, Hari Jadi dan
lain-lain yang menunjukkan kelahiran sebuah lembaga. Tetapi dalam kelahiran
Kementerian Agama istilah yang digunakan adalah HAB ( Hari Amal Bhakti). Hal
ini tidak lepas dari sejarah terbentuknya Kementerian Agama 70 tahun yang lalu
atau tepatnya 3 Januari 1946.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) amal berarti 1. perbuatan (baik atau buruk): ia
dihormati orang karena -- nya yang baik, bukan karena kedudukan atau
kekayaannya; 2 . perbuatan baik yang mendatangkan pahala (menurut
ajaran agama Islam): berbuat -- kepada fakir miskin; salat adalah -- ibadat
manusia kepada Allah; 3 yang dilakukan dengan tujuan untuk berbuat
kebaikan terhadap masyarakat atau sesama manusia (memberi derma, mengumpulkan
dana untuk membantu korban bencana alam, penyandang cacat, orang jompo, anak
yatim piatu, dan sebagainya): membuka dompet -- , mengumpulkan sumbangan
melalui surat kabar untuk menyumbang korban banjir dan lain-lain
Secara bahasa "amal" berasal dari bahasa Arab yang berarti
perbuatan atau tindakan yang baik atau yang patut. Menurut istilah, misalnya diambil dari sebuah contoh kata amal saleh ialah perbuatan baik yang memberikan manfaat kepada pelakunya di
dunia dan balasan pahala yang berlipat di akhirat.
Pengertian amal dalam pandangan Islam adalah setiap amal saleh, atau setiap
perbuatan kebajikan yang diridhai oleh Allah SWT. Dengan demikian, amal dalam
Islam tidak hanya terbatas pada ibadah, sebagaimana ilmu dalam Islam tidak
hanya terbatas pada ilmu fikih dan hukum-hukum agama. Ilmu dalam hal ini mencakup semua yang bermanfaat bagi manusia
seperti meliputi ilmu agama, ilmu alam, ilmu sosial dan lain-lain. Ilmu-ilmu
ini jika dikembangkan dengan benar dan baik maka memberikan dampak yang positif
bagi peradaban manusia. Misalnya pengembangan sains akan memberikan kemudahan
dalam lapangan praktis manusia. Demikian juga pengembangan ilmu-ilmu sosial
akan memberikan solusi untuk pemecahan masalah-masalah sosial di masyarakat. Menurut beberapa sumber yang penulis
cermati nilai yang
terkandung dalam amal saleh adalah : 1) .menentramkan hati dan
mendamaikan jiwa, 2).berbagi kebahagiaan kepada orang lain, 3). membina
kepribadian yang berkualitas, 4). memberikan rasa tentram kepada orang
lain, 5). membela kebenaran dan keadilan, 6). menumbuhkan
kerendahan hati, 7. membentengi diri dari perbuatan dosa.
Sehingga nilai yang hidup dan nyata adalah amal, hidup berkembangnya
peradaban berdasarkan perkembangan ilmu yang berhubungan dengan perubahan yang
terjadi dalam masyarakat, maka ilmu menjadi tiang bagi berdirinya peradaban. Penerapan ilmu dinamakan alam perbuatan, maka ilmu
akan membumi nilainya jika manyetuh realita (amal perbuatan). Untuk beramalpun
ternyata setiap diri mempunyai kemampuan yang berbeda-beda sesuai dengan
pandangan dan pemahanan tentang hal tersebut serta diperlukan sebuah ilmu yang
menyertainya, sehingga amalnya tidak salah dalam menentukan arah. Maka dalam keutamaan orang-orang yang berilmu dan beriman
sekaligus, diungkapkan oleh Allah dalam ayat QS. Az-Zumar [39] : 9 : “Katakanlah: ‘Adakah sama orang-orang yang berilmu dengan orang yang tidak
berilmu?’ Sesungguhnya hanya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima
pelajaran.” Dalam firman Alloh yang lain juga disebutkan
dalam QS. Al-Baqoroh [2] : 269, “Allah berikan al-Hikmah (Ilmu pengetahuan,
hukum, filsafat dan kearifan) kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugrahi al-Hikmah itu,
benar-benar ia telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang
berakallah yang dapat mengambil pelajaran (berdzikir) dari firman-firman
Allah.” , QS Mujaadilah
[58] :11 juga menyampaikan dengan sangat jelas, “Niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan”.
Sedangkan
kata bhakti menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah bhakti/bak·ti/ n 1 tunduk
dan hormat; perbuatan yang menyatakan setia (kasih, hormat, tunduk): --
kepada Tuhan Yang Maha Esa; -- seorang anak kepada orang tuanya; 2
memperhambakan diri; setia: sebagai tanda -- kepada nusa dan bangsa, ia
berusaha berprestasi sebaik-baiknya; berbhakti/ber·bak·ti/ v
berbuat bhakti (kepada); setia (kepada): - kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
jalan melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sehingga kata bhakti,
dalam kata Amal Bhakti adalah setia mendarmakan kemampuan kepada Kementerian
Agama Republik Indoinesia dengan penuh keikhlasan untuk mencapai prestasi dalam
kerja dan pengabdian. Penulis bisa sampaikan dengan sebuah kalimat yang pendek
tapi lugas yaitu beramal dengan ikhlas dan berbhakti dengan tuntas.
Oleh karena
itu sebagai bagian dari komunitas Kementerian Agama harus senantiasa menjunjung
tinggi komitmen dan loyalitas serta dedikasi untuk mengemban amanah yang
diberikan kepada kita sekalian untuk mendarmabhaktikan segala potensi dan
kreatifitas kita untuk mewujudkan visi Kementerian Agama yang tertuang dalam
peraturan Menteri Agama No. 8 Tahun 2006 yakni : “Terwujudnya masyarakat
Indonesia yang taat beragama, maju, sejahtera, dan cerdas serta saling
menghormati antar sesama pemeluk agama dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
Bisa
dipastikan bahwa dengan memperingati HAB Kementerian Agama yang ke 70 akan 1).
memberikan dampak perilaku yang baik terhadap PNS atau ASN dalam wadah Kemenag,
2). sebagai wujud syukur terhadap perjalanan dari tahun ke tahun
selama 70 tahun. Rasa syukur itu merupakan pengabdian terhadap
masyarakat dengan semangat ”Ikhlas Beramal”.. Dengan bersyukur, Allah pun akan
memberikan tambahan dengan khazanah perbendaharaan Nya yang tidak terkira.
Allah SWT berfirman, yang artinya : “ Jika kalian bersyukur, niscaya Aku
tambahkan nikmat Ku atasmu. Dan jika kalian ingkar, maka siksa Ku amat pedih”. (Q.S.
Ibrahim : 7), 3).Sebagai media silaturrahim dan kebersamaan; merupakan
tempat berkumpulnya keluarga besar Kementerian Agama yang sekaligus mewujudkan
rasa kebersamaan, kekeluargaan dan rasa saling memiliki untuk mewujudkan
cita-cita bersama.
Seiring
dengan peningkatan kinerja seluruh Pegawai Kementerian Agama maka tidak salah
apabila setiap kita mempunyai komitmen dan loyalitas yang tinggi terhadap
institusi, apakah kita sebagai Jabatan Fungsional Umum (JFU) maupun Jabatan
Fungsional Tertentu (JFT). Sehingga akan menimbulkan perubahan yang positif
terhadap cara berfikir (mindsetting), dan
perubahan manajemen ( change manajement) yang semuanya berbasis
kinerja. Apalagi
dalam HAB ke 70, Kementerian Agama tahun ini mengambil sebuah tema yang sangat fenomental
yaitu "Meneguhkan
Revolusi Mental Untuk Kementerian Agama yang Bersih dan Melayani" diharapkan
memperkuat komitmen aparatur Kementerian Agama terhadap Integritas, Etos Kerja
dan Gotong Royong di era revolusi mental sekarang ini. Para pejabat dan seluruh
aparatur Kementerian Agama harus bisa menjadi teladan dan contoh tentang
kejujuran, sikap amanah, karakter dan perilaku baik di tengah-tengah masyarakat yang ada. Seluruh sifat dan mental
pegawai yang mengacu pada “paradigma lama” seharusnya tersisih dengan
timbulnya paradigma baru disertai mental yang baik dan mulia sebagai wujud perubahan yang ada.
Setiap kita mempunyai hak untuk senantiasa berkompetisi menjadi yang terbaik,
tentunya secara sehat dalam rangka menampilkan sosok pegawai yang kompeten
sesuai bidangnya. Tema besar HAB ke 70 tahun ini juga memberikan peluang kepada
kita untuk menjaga keteguhan hati agar senantiasa baik setiap saat karena bisa menjadi
kunci utama dalam memelihara dan menghidupkan institusi agar kedepan lebih
melayani terhadap kepentingan masyarakat untuk mewujudkan “good governance”.
Menumbuhkan kembali sesuatu yang mungkin sedikit hilang selama ini dari diri
kita selaku ASN di lingkungan Kementerian Agama yaitu sifat saling menghormati,
saling menyayangi, saling bantu-membantu serta rasa kekeluargaan selaku insan
beragama. Awal tahun inilah bisa dipakai sebagai tonggak untuk memperbaiki itu
semua dan menguatkan mental sebagai Aparatur Sipil Negara yang terus bekerja
dan berkarya sekuat tenaga untuk menggapai masa depan yang sukses. Jayalah
Kementerian Agama.