Senin, 09 September 2019

“Membiasakan Anak Dengan Adab Islam sehari-hari”


PENDIDIKAN ANAK
DALAM PANDANGAN PSIKOLOGI ISLAM
“Membiasakan Anak Dengan Adab Islam sehari-hari”
Oleh : Imam Mukozali, S.Ag
Penyuluh Agama Islam Kab. Sidoarjo

Anak dalam Pandangan Al-Quran
Pandangan Al-Qur’an terhadap anak ada beberapa hal, yaitu : Pertama, Qurrata A’yun (enak dipandang/penyejuk mata) sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Furqon,25:74: “ Ya Rabb kami, anugrahkanlah kepada kami dan anak keturunan kami sebagai penyejuk hati kami, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa ” . Kedua, anak disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai zinah atau perhiasan. Allah berfirman bahwa : “ kekayaan dan anak adalah perhiasan hidup di dunia “ (Qs. Al-Kahfi, 8:46). Ketiga, Al-Qur’an menyebutkan bahwa anak bisa menjadi ‘adduww (musuh) termasuk juga dalam hal ini suami istri atau istri (Qs. At-Tghabun 64:14). Di dalam ayat ini dinyatakan bahwa sebagian istri/suami dan anak-anak ada yang menjadi musuh, karena itu dinphkaerinta untuk berhati-hati, jangan sampai menjadi musuh. Keempat, anak bisa juga menjadi fitnah. Sebagaimana disebutkan bahwa harta-harta kamu dan anak-anak kamu adalah fitnah (Qs. Al-Anfal:28). Fitnah dalam ayat ini bukan berarti gossip, akan tetapi dalam arti bahwa harta dan anak-anak dapat menjadi sumber bencana.
Mendidik Anak Bukan Persoalan Sepele dan Biasa.
Pendidikan anak bukanlah persoalan biasa dan sepele. Mendidik anak bukanlah semata karena persoalan anak adalah sebagai investasi keluarga atau bahkan investasi sebuah negara sekalipun. Anak merupakan bagian dari hidup orang tua, sehingga sudah seharusnya kebahagiaan anak adalah kebahagiaan orang tua, termasuk juga ilmu dan pendidikan anak. Oleh karena itu, sudah tentu warna pendidikan anak akan ditentukan oleh “sentuhan” pendidikan yang diperankan oleh orang tua kepada sang anak. Merupakan suatu kemuliaan bagi orang tua di dalam mendidik, mempersiapkan dan membina anak-anak dalam mencapai keberhasilan dan kesuksesan yang paling besar bagi kehidupan anak-anak dimasa depan. Menpunyai anak berarti membuat suatu komitmen dengan mereka, dengan diri sendiri dan dengan hari depan.
Bagaimana mendidik anak dalam perspektif psikologi Islam?
Keutamaan mendidik anak dalam Islam sebagaimana keutamaan Islam dalam mengubah umat manusia dari kebodohan, kegelapan syirik, kesesatan, dan kekacauan menuju tauhid, ilmu hidayah dan ketremtaman. Sebagaimana Islam telah memberi metode yang tepat dan sempurna dalam pendidikan rohani, pembinaan generasi, pembentukan umat, dan pembangunan budaya, serta penerapan prinsip-prinsip kemuliaan dan peradaban umat manusia menuju semesta alam.
Pembentukan keimanan yang kokoh pada diri anak perlu adanya aplikasi pendidikan Islam secara konkret yang diciptakan orang tuanya dan keluarga. Kepribadian anak dibentuk oleh sistem pendidikan yang diperankan orang tua. Jadi keteladanan sangat berperan dalam mempengaruhi perilaku dan sikap anak. Keteladanan orang tua harusnya menjadi sosok yang patut diteladani dalam penanaman nilai-nilai keislaman. Keteladanan harus ditumbuhkan dan diciptakan dalam rumah. Jadikan rumah sebagai sekolah tempat  mendidik anak-anak. Sejatinya, adalah tugas orang tua membantu sang anak untuk menemukan jati dirinya, mengarahkan, mengembangkan dan memberdayakan sehingga anak akan membawa pada hidayah, taufiq dan Ridho Allah SWT, menjadi anak shalih dan shalihah. Hadits Nabi Muhammad SAW dijelaskan, “Dari ibnu Abbas ra, sesungguhnya Rasululloh  SAW bersabda, Akrabilah anak-anak kamu, dan didiklah mereka dengan adab yang baik”  (HR Thabrani). Dalam Hadits lain disampaikan, “Muliakanlah (hormatilah) anak-anak kamu dan didiklah mereka dengan adab yang baik” (HR.Ibnu Majah).
            Adab Islam adalah adab baik yang merupakan perilaku yang dicintai oleh Alloh dan rasul-Nya. Adakalanya masyarakat tidak senang terhadap perilaku atau adab yang digariskan oleh agama. Adab yang tidak disenangi oleh masyarakat tetapi disyari’atkan oleh Alloh dan Rasul-Nya tetap merupakan adab yang baik. Masyarakat yang tidak menyenaginya itulah masyarakat yang akhlaqnya rusak. Jadi seharusnya kita tidak terpengaruh oleh penilaian masyarakat terhadap nilai-nilai adab yang bertentangan dengan syari’at islam. Sebagai muslim kita wajib berpegang teguh pada syari’at yang disampaikan oleh Rasululloh SAW.
            Drs Muhammad Thalib dalam bukunya 50 Pedoman Mendidik Anak menjadi Sholeh dijelaskan bahwa dalam mendidik anak dengan adab Islam yang terpuji, orang tua harus tahu pedomannya berdasarkan al-Qur’an dan Hadits. Sebagai contoh, bagaimana mengajarkan tatracara makan kepada anak, tatacara berpakaian, masuk rumah, keluar rumah, bangun tidur, tata cara mandi, tata cara bertamu dan sebagainya. [1]
1.      Tata cara makan dan minum
a.       Membaca bismillah sebelum makan dan minum
b.      Menggunakan tangan kanan
c.       Tidak berlebih-lebihan
d.      Mengambil makanan yang dekat di depannya dan tidak boleh yang jauh dari hadapannya,
e.       Bila makan bersama orang lain tidak berebut
f.       Tidak menyisakan makanan
g.      Menyudahi makan dengan alhamdulillah
h.      Menjilati jari-jarinya sehabis makan jika tidak memakai sendok
i.        Mencuci atau membersihkan tangannya sebelum dan sesudah makan
j.        Merapikan dan membersihkan tempat makan sesudah makan.
k.      Tidak mencela makanan yang tidak disukai.
2.      Tata cara berpakaian
a.       Menggunakan pakaian yang bersih
b.      Membaca bismillah ketika hendak memakai
c.       Mengenakan pakaian mulai dari bagian yang kanan
d.      Melepas pakaian mulai dari yang kiri
e.       Berpakaian yang rapi
f.       Pakaian harus menutup aurat
g.      Untuk wanita tidak boleh pakaian tembus pandang dan memeperlihatkan lekut tubuhnya.
3.      Tata cara keluar masuk rumah
a.       Mengucapkan salam kepada penghuni rumah atau tidak ada penghuninya
b.      Masuk rumah mendahulukan kaki kanan
c.       Membaca do’a ketika masuk rumah
d.      Keluar rumah mendahulukan kaki kiri
e.       Berdo’a ketika keluar
f.       Berpamitan kepada penghuni rumah
g.      Mengucapkan salam ketika keluar rumah
4.      Tata cara tidur
a.       Mencuci kaki dan tangan sebelum tidur
b.      Berdo’a sebelum tidur
c.       Merapikan tempat tidur
d.      Berbaring diatas lambung kanan
e.       Tidak menelungkup
f.       Mengenakan pakaian dalam agar tidak terbuka auratnya ketika tidur
g.      Bila mimpi buruk baca istighfar dan tidak menceritakan kepada orang lain
h.      Bila mimpi baik membaca alhamdulillah
i.        Berdo’a ketika bangun tidur
j.        Setelah bangun tidur tidak mencelupkan tangan ke dalam bak air atau bejana sebelum tangan dicuci.
k.      Merapikan kembali tempat tidur
5.      Tata cara mandi
a.       Masuk kamar mandi dengan kaki kiri
b.      Membaca do’a ketika masuk kamar mandi
c.       Membersihkan badan secara merata
d.      Tidak boros menggunakan air
e.       Selama di kamar mandi tidak berbicara atau bernyanyi
f.       Menutup aurot sebelum keluar kamar mandi
g.      Keluar kamar mandi mendahulukan kaki kanan
h.      Berdo’a ketika keluar kamar mandi
6.      Tata cara bertamu
a.       Mengucapkan salam (assalaamu’alaikum) kepada tuan rumah
b.      Tidak masuk rumah sebelum dipersilahkan
c.       Tidak mengintip ke dalam rumah tuan rumah
d.      Tidak berdiri di depan pintu tuan rumah sebelum dipersilahkan masuk, jika menunggu maka lebih baik di samping pintu.
e.       Sebelum dipersilahkan duduk, tidak boleh duduk lebih dahulu
f.       Tidak merepotkan tuan rumah
g.      Sebelum pulang permisi kepada tuan rumah dulu
h.      Sebelum meninggalkan tuan rumah mengucapkan terlebih dahulu (assalaamu’alaikum).
i.        Ketika makan hidangan yang disajikan tuan rumah hendaklah mendo’akan tuan rumah terlebih dahulu.
j.        Tidak boleh mencela hidangan yang disajikan tuan rumah dan jikla tidak suka maka diamlah.
Adab Islam sebaiknya dilaksanakan sebagai perwujudan pengakuan kita sebagai muslim. Dengan adab yang baik kita diciptakan kehidupan masyarakat yang tertip, tentram, dan penuh kedamaian. Dengan adab Islam kita dapat membina pribadi yang penuh disiplin, korektif, dan teliti. Sebab sehari-hari terbiasa berbuat secara teliti dalam mengatur tindakan dan perilaku.
Tuntutan adab Islam di atas menjadi tanggung jawab orang tua untuk mengajarkannya kepada putra-putri kita agar sifat dan perilku yang terpuji atau akhlaqul karimah menjadi pribadi dalam diri mereka sendiri. Sehingga orang tua dalam membina dan mendidik anak tentunya harus diberengi dengan pengetahuan dan pemahaman ilmu psikologi perkembangan anak   dengan harapan akan membantu mendidik anak dengan baik dan penuh kesadaran yang tujuannya agar anak kelak menjadi sholeh dan sholihah.



[1] Drs. Mohammah Tholib. 50 Pedoman Mendidik Anak Menjadi Sholih, Cetak ke 1, Penerbit : Irsyad Baitus Salam (IBS),Bandung.1996

Tidak ada komentar:

Posting Komentar