PENDIDIKAN ANAK
DALAM PANDANGAN PSIKOLOGI ISLAM
“Membiasakan Anak Dengan Adab Islam
sehari-hari”
Oleh : Imam Mukozali, S.Ag
Penyuluh Agama Islam Kab. Sidoarjo
Anak dalam
Pandangan Al-Quran
Pandangan Al-Qur’an terhadap anak ada beberapa hal, yaitu : Pertama, Qurrata A’yun (enak
dipandang/penyejuk mata) sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surat
Al-Furqon,25:74: “ Ya Rabb kami, anugrahkanlah kepada kami dan anak
keturunan kami sebagai penyejuk hati kami, dan jadikanlah kami pemimpin bagi
orang-orang yang bertakwa ” . Kedua,
anak disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai zinah atau perhiasan. Allah
berfirman bahwa : “ kekayaan dan anak
adalah perhiasan hidup di dunia “ (Qs. Al-Kahfi, 8:46). Ketiga, Al-Qur’an menyebutkan bahwa anak bisa menjadi ‘adduww
(musuh) termasuk juga dalam hal ini suami istri atau istri (Qs. At-Tghabun
64:14). Di dalam ayat ini dinyatakan bahwa sebagian istri/suami dan anak-anak
ada yang menjadi musuh, karena itu dinphkaerinta untuk berhati-hati, jangan
sampai menjadi musuh. Keempat, anak
bisa juga menjadi fitnah. Sebagaimana disebutkan bahwa harta-harta kamu
dan anak-anak kamu adalah fitnah (Qs. Al-Anfal:28). Fitnah dalam ayat ini bukan
berarti gossip, akan tetapi dalam arti bahwa harta dan anak-anak dapat menjadi
sumber bencana.
Mendidik Anak
Bukan Persoalan Sepele dan Biasa.
Pendidikan anak bukanlah
persoalan biasa dan sepele. Mendidik anak bukanlah semata karena persoalan anak
adalah sebagai investasi keluarga atau bahkan investasi
sebuah negara sekalipun. Anak merupakan bagian dari hidup orang tua, sehingga sudah seharusnya kebahagiaan anak adalah kebahagiaan orang tua, termasuk juga ilmu dan
pendidikan anak. Oleh karena
itu, sudah tentu warna pendidikan anak akan ditentukan oleh “sentuhan”
pendidikan yang diperankan oleh orang tua kepada sang anak. Merupakan suatu
kemuliaan bagi orang tua di dalam mendidik, mempersiapkan dan membina anak-anak
dalam mencapai keberhasilan dan kesuksesan yang paling besar bagi kehidupan
anak-anak dimasa depan. Menpunyai anak berarti membuat suatu komitmen dengan
mereka, dengan diri sendiri dan dengan hari depan.
Bagaimana
mendidik anak dalam perspektif psikologi Islam?
Keutamaan mendidik anak dalam Islam sebagaimana keutamaan Islam dalam
mengubah umat manusia dari kebodohan, kegelapan syirik, kesesatan, dan kekacauan
menuju tauhid, ilmu hidayah dan ketremtaman. Sebagaimana Islam telah memberi
metode yang tepat dan sempurna dalam pendidikan rohani, pembinaan generasi,
pembentukan umat, dan pembangunan budaya, serta penerapan prinsip-prinsip
kemuliaan dan peradaban umat manusia menuju semesta alam.
Pembentukan keimanan yang kokoh pada diri anak perlu adanya aplikasi
pendidikan Islam secara konkret yang diciptakan orang tuanya dan keluarga.
Kepribadian anak dibentuk oleh sistem pendidikan yang diperankan orang tua.
Jadi keteladanan sangat berperan dalam mempengaruhi perilaku dan sikap anak.
Keteladanan orang tua harusnya menjadi sosok yang patut diteladani dalam
penanaman nilai-nilai keislaman. Keteladanan harus ditumbuhkan dan diciptakan
dalam rumah. Jadikan rumah sebagai sekolah tempat mendidik anak-anak.
Sejatinya, adalah tugas orang tua membantu sang anak untuk menemukan jati
dirinya, mengarahkan, mengembangkan dan memberdayakan sehingga anak akan
membawa pada hidayah, taufiq dan Ridho Allah SWT, menjadi anak shalih dan
shalihah. Hadits Nabi Muhammad SAW dijelaskan, “Dari ibnu Abbas ra, sesungguhnya Rasululloh SAW bersabda, Akrabilah anak-anak kamu, dan
didiklah mereka dengan adab yang baik”
(HR Thabrani). Dalam Hadits lain disampaikan, “Muliakanlah (hormatilah) anak-anak kamu dan didiklah mereka dengan
adab yang baik” (HR.Ibnu Majah).
Adab Islam adalah adab
baik yang merupakan perilaku yang dicintai oleh Alloh dan rasul-Nya. Adakalanya
masyarakat tidak senang terhadap perilaku atau adab yang digariskan oleh agama.
Adab yang tidak disenangi oleh masyarakat tetapi disyari’atkan oleh Alloh dan
Rasul-Nya tetap merupakan adab yang baik. Masyarakat yang tidak menyenaginya
itulah masyarakat yang akhlaqnya rusak. Jadi seharusnya kita tidak terpengaruh
oleh penilaian masyarakat terhadap nilai-nilai adab yang bertentangan dengan
syari’at islam. Sebagai muslim kita wajib berpegang teguh pada syari’at yang
disampaikan oleh Rasululloh SAW.
Drs Muhammad Thalib dalam
bukunya 50 Pedoman Mendidik Anak menjadi Sholeh dijelaskan bahwa dalam mendidik
anak dengan adab Islam yang terpuji, orang tua harus tahu pedomannya
berdasarkan al-Qur’an dan Hadits. Sebagai contoh, bagaimana mengajarkan
tatracara makan kepada anak, tatacara berpakaian, masuk rumah, keluar rumah,
bangun tidur, tata cara mandi, tata cara bertamu dan sebagainya. [1]
1. Tata cara
makan dan minum
a.
Membaca bismillah sebelum makan dan
minum
b.
Menggunakan tangan kanan
c.
Tidak berlebih-lebihan
d.
Mengambil makanan yang dekat di
depannya dan tidak boleh yang jauh dari hadapannya,
e.
Bila makan bersama orang lain tidak
berebut
f.
Tidak menyisakan makanan
g.
Menyudahi makan dengan alhamdulillah
h.
Menjilati jari-jarinya sehabis makan
jika tidak memakai sendok
i.
Mencuci atau membersihkan tangannya
sebelum dan sesudah makan
j.
Merapikan dan membersihkan tempat
makan sesudah makan.
k.
Tidak mencela makanan yang tidak
disukai.
2. Tata cara
berpakaian
a.
Menggunakan pakaian yang bersih
b.
Membaca bismillah ketika hendak
memakai
c.
Mengenakan pakaian mulai dari bagian
yang kanan
d.
Melepas pakaian mulai dari yang kiri
e.
Berpakaian yang rapi
f.
Pakaian harus menutup aurat
g.
Untuk wanita tidak boleh pakaian
tembus pandang dan memeperlihatkan lekut tubuhnya.
3. Tata cara
keluar masuk rumah
a.
Mengucapkan salam kepada penghuni
rumah atau tidak ada penghuninya
b.
Masuk rumah mendahulukan kaki kanan
c.
Membaca do’a ketika masuk rumah
d.
Keluar rumah mendahulukan kaki kiri
e.
Berdo’a ketika keluar
f.
Berpamitan kepada penghuni rumah
g.
Mengucapkan salam ketika keluar
rumah
4. Tata cara
tidur
a.
Mencuci kaki dan tangan sebelum
tidur
b.
Berdo’a sebelum tidur
c.
Merapikan tempat tidur
d.
Berbaring diatas lambung kanan
e.
Tidak menelungkup
f.
Mengenakan pakaian dalam agar tidak
terbuka auratnya ketika tidur
g.
Bila mimpi buruk baca istighfar dan
tidak menceritakan kepada orang lain
h.
Bila mimpi baik membaca
alhamdulillah
i.
Berdo’a ketika bangun tidur
j.
Setelah bangun tidur tidak
mencelupkan tangan ke dalam bak air atau bejana sebelum tangan dicuci.
k.
Merapikan kembali tempat tidur
5. Tata cara
mandi
a.
Masuk kamar mandi dengan kaki kiri
b.
Membaca do’a ketika masuk kamar
mandi
c.
Membersihkan badan secara merata
d.
Tidak boros menggunakan air
e.
Selama di kamar mandi tidak
berbicara atau bernyanyi
f.
Menutup aurot sebelum keluar kamar
mandi
g.
Keluar kamar mandi mendahulukan kaki
kanan
h.
Berdo’a ketika keluar kamar mandi
6. Tata cara
bertamu
a.
Mengucapkan salam (assalaamu’alaikum)
kepada tuan rumah
b.
Tidak masuk rumah sebelum
dipersilahkan
c.
Tidak mengintip ke dalam rumah tuan
rumah
d.
Tidak berdiri di depan pintu tuan
rumah sebelum dipersilahkan masuk, jika menunggu maka lebih baik di samping
pintu.
e.
Sebelum dipersilahkan duduk, tidak
boleh duduk lebih dahulu
f.
Tidak merepotkan tuan rumah
g.
Sebelum pulang permisi kepada tuan
rumah dulu
h.
Sebelum meninggalkan tuan rumah
mengucapkan terlebih dahulu (assalaamu’alaikum).
i.
Ketika makan hidangan yang disajikan
tuan rumah hendaklah mendo’akan tuan rumah terlebih dahulu.
j.
Tidak boleh mencela hidangan yang
disajikan tuan rumah dan jikla tidak suka maka diamlah.
Adab Islam sebaiknya dilaksanakan sebagai perwujudan
pengakuan kita sebagai muslim. Dengan adab yang baik kita diciptakan kehidupan
masyarakat yang tertip, tentram, dan penuh kedamaian. Dengan adab Islam kita
dapat membina pribadi yang penuh disiplin, korektif, dan teliti. Sebab
sehari-hari terbiasa berbuat secara teliti dalam mengatur tindakan dan
perilaku.
Tuntutan adab Islam di atas menjadi tanggung jawab
orang tua untuk mengajarkannya kepada putra-putri kita agar sifat dan perilku yang
terpuji atau akhlaqul karimah menjadi pribadi dalam diri mereka sendiri.
Sehingga orang tua dalam membina dan mendidik anak tentunya harus diberengi
dengan pengetahuan dan pemahaman ilmu psikologi perkembangan anak dengan
harapan akan membantu mendidik anak dengan baik dan penuh kesadaran yang
tujuannya agar anak kelak menjadi sholeh dan sholihah.
[1] Drs. Mohammah Tholib. 50 Pedoman Mendidik Anak Menjadi Sholih,
Cetak ke 1, Penerbit : Irsyad Baitus Salam (IBS),Bandung.1996
Tidak ada komentar:
Posting Komentar