Makna Sumpah Pemuda Menurut Islam
Imam Mukozali, S.Ag.,MM
Sumpah Pemuda menjadi cikal bakal pergerakan
pemuda untuk berjuang meraih kemerdekaan Indonesia. Yang ditandai dengan Kongres Pemuda II pada
27-28 Oktober 1928 di Batavia. Dan pada hari ini genap ke 94 tahun. Peringatan
tahun ini mengambil tema Bersatu Bangun Bangsa. Yang mempunyai makna
menghadirkan sejarah masa lalu untuk direnungkan, dipelajari, ditemukan
kristalisasi pembelajaran kebaikan untuk dijadikan teladan, inspirasi penggerak
langkah menuju visi besar bangsa iondonesia. 5
Kongres ini memiliki tiga tujuan
utama, yakni: Melahirkan cita-cita semua perkumpulan
para pemuda Indonesia, Membahas
tentang masalah pergerakan pemuda Indonesia, Memperkuat kesadaran kebangsaan dan
memperteguh kesatuan Indonesia. Oleh karena itu Sumpah Pemuda memiliki sejumlah makna bagi
kehidupan bangsa, seperti:
1. Menyatukan perjuangan bangsa Indonesia. Kelahiran Sumpah
Pemuda menjadi titik awal perjuangan anak muda. Kala itu, para pemuda rela
mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, dan harta benda bahkan nyawa demi
menyatukan bangsa Indonesia. Tanpa ikrar ini, maka perjuangan Indonesia tak
akan bersatu sehingga sulit mengusir penjajah.
2. Menekankan kebanggaan akan bahasa Indonesia. Indonesia
terdiri dari beragam suku dan budaya, termasuk bahasa yang digunakan. Bahasa
Indonesia merupakan bahasa pemersatu bangsa yang menjadi penyambung komunikasi
antar suku. Sebab, bahasa yang baik dan dimengerti semua kalangan berpengaruh
terhadap intelegensi dan rasa nasionalisme.
3.
Menjaga keutuhan bangsa. Sumpah Pemuda dapat dimaknai sebagai ajang menumbuhkan
rasa nasionalisme para generasi muda. Kehadiran rasa nasionalisme dalam jiwa
pemuda berimbas pada keutuhan bangsa, sehingga Indonesia menjadi bangsa yang
tak mudah terpecah belah.
Hari Sumpah Pemuda adalah momentum yang perlu dimanfaatkan untuk
menjadi pribadi yang lebih baik dan berdampak bagi agama, bangsa, dan negara.
Dalam konteks Islam, pemuda di sini merupakan kelompok
masyarakat yang peka dan paling cepat merespons keadaan terutama dalam dakwah
islam, mereka adalah agen dari perubahan. Bahkan jika ingin memajukan suatu
bangsa dan negara, yang perlu diperjuangkan dan diberikan kepercayaan adalah
para pemuda.
Dalam Alquran dan sunnah, pemuda
menjadi pembicaraan terutama perannya dalam kehidupan dan berjuang di jalan
Allah. Pemuda harus menjadi pribadi yang mampu membuat tatanan hidup masyarakat
menjadi lebih baik, bahkan dalam Alquran pun disebutkan adalah kata fityah atau
para pemuda, bukan siapapun. Allah SWT berfirman:
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَاَهُمْ بِالْحَقِّۗ
اِنَّهُمْ فِتْيَةٌ اٰمَنُوْا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنٰهُمْ هُدًىۖ
“Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) kisah mereka dengan
sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka,
dan kami menambahkan petunjuk kepada mereka.” (Q S Al Kahfi ayat 13).
Dalam Tafsir Ringkas Kementrian
Agama RI dijelaskan, ayat ini memaknai Kami akan ceritakan kepadamu dengan
rinci yaitu : “Wahai Nabi Muhammad kisah mereka yang penting dan menakjubkan
itu dengan sebenarnya, tidak ada keraguan atau kesamaran agar Anda jelaskan
kepada orang-orang yang bertanya dan menjadi pelajaran bagimu dan bagi umatmu.
Sesungguhnya mereka adalah pemuda yang beriman kepada tuhan mereka dengan
keimanan yang benar, tetapi mereka ditindas oleh penguasa pada masanya maka
kami kukuhkan iman mereka dan kami tambahkan petunjuk kepada mereka kepada
jalan yang benar.”
Tapi pemuda yang seperti apa yang diharapkan dan mampu
mewujudkan kemajuan sesuai dalam Alquran?
1. Pemuda
yang berlandaskan iman dalam semua sisi kehidupan. Iman itu menjadi energi
paling kuat terutama keimanannya kepada Allah SWT. Misalnya, dihadapkan dengan
teman-teman yang suka ghibah, ketika kita memiliki keimanan kepada Allah, maka
kita akan menjauhi mereka dan tidak mengikuti perilakunya karena kita tahu
bahwa Allah SWT sangat membenci orang-orang yang bergunjing. Di sinilah letak
keimanan seorang muslim, dimana mampu menahan hawa nafsunya untuk terus berada
di jalan Allah SWT.
قَدۡ أَفۡلَحَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ
“Sungguh beruntung orang-orang yang beriman.” (QS Al Mu’minun
1).
2. Pemuda
yang arah hidupnya mengikuti petunjuk Allah SWT. Banyak ditemui, sebagai
manusia ada yang merasa bahwa kita dapat melakukan apa saja yang kita bisa
dalam menjalani hidup.
Tapi ada juga yang masih bingung bagaimana harusnya menjalani hidup yang jauh
dari kesia-siaan. Allah sudah memberikan petunjuk untuk kita menjalani hidup
bahkan untuk pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan.
وَأَنَّ هَٰذَا
صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ
بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُون
“Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah! Jangan ikuti
jalan-jalan (yang lain) yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya.
Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa”. (Q Al Anam ayat
153).
3. Pemuda
yang memiliki semangat dan kekuatan. Perlu ketahui bahwa semangat pemuda tidak
hanya dimiliki pemuda yang dikategorikan dengan usia, tapi siapapun dan umur
berapapun perlu memiliki jiwa semangat kepemudaan. Pemuda sendiri berasal dari
kata al-futuwwu yang artinya kekuatan.
Jadi, setiap pemuda adalah kekuatan dan harus memiliki jiwa
semangat. Ia harus memanfaatkan kekuatannya untuk menjadi orang yang senantiasa
berada di jalan Allah dan bermanfaat bagi manusia lainnya.
…وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ
اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ
“…Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan
dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” (QS
Al Anfal ayat 60)
وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَشِبُّوا فَلَا تَهْرَمُوا
أَبَدًا
Sesungguhnya kalian akan terus-menerus muda dan tidak akan
pernah menua selamanya[4] [HR. Muslim]
4. Mampu
melewati tantangan. Seorang pemuda memiliki kesempatan emas yang perlu
dimanfaatkan, bahkan kecanggihan teknologi informasi saat ini mampu memberikan
kita kemudahan. Sehingga tidak ada alasan untuk kita tidak memanfaatkannya
untuk berbuat kebaikan.
5. Seorang
pemuda harus memiliki jiwa yang mampu
bersaing dengan teknologi, mampu berlomba-lomba dalam kebaikan, karena kita
tidak bisa menaklukkan dunia dan akhirat tanpa adanya perjuangan baik dalam
menaklukkan hawa nafsu atau mujahadah maupun menaklukan teknologi agar kita
yang bisa mengatur, bukan malah kita yang diatur.