Jumat, 01 Januari 2016

STRATEGI MENYIAPKAN KAFILAH MUSABAQAH TILAWATIL QUR’AN (MTQ) KAB. SIDOARJO YANG TANGGUH





STRATEGI MENYIAPKAN KAFILAH 
MUSABAQAH TILAWATIL  QUR’AN (MTQ)
KAB. SIDOARJO YANG TANGGUH
Oleh : Imam Mukozali, S.Ag., MM
Penyuluh Agama Islam Kab. Sidoarjo

Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) di Indonesia dapat dikatakan sebagai kegiatan rutin dalam bidang keagamaan. Dari cara penyelenggaraannya ingin dimunculkan sebuah citra bahwa Islam memiliki keistimewaan yang harus dibanggakan dan dilestarikan dengan kitab suci al Qur’an sebagai pedoman dan hasanah keilmuan.
Dengan  Musabaqah ini memang terjadi saling adu keahlian dan kemampuan yang dimiliki tetapi sebatas untuk kemajuan pemahaman dan keilmuan al-Qur’an semata. Setidaknya ada dua macam misi yang hendak diwujudkan oleh umat Islam berkaitan dengan fenomena Musabaqah (MTQ). Pertama adalah sebagai syi’ar Islam yang semata-mata adalah karena Alloh semata dengan  kata lain untuk mencari ridlo Alloh SWT.  Kedua mempunyai tujuan internal dengan menyelenggarakan perlombaan rutin yang memperlombakan jago-jago antar wilayah  dari mulai tingkat kecamatan sampai nasional bahkan internasional.
Penyelenggaraan  MTQ di tingkat Kabupaten/Kota secara rutin juga dilaksanakan termasuk di Kabupaten Sidoarjo. Kabupaten Sidoarjo adalah suatu daerah yang mempunyai potensi dan kemampuan sumber daya manusia yang besar, kemampuan dana yang besar, kadang sebagai barometer dari kabupaten/kota yang lain. Dari sekian banyak MTQ tingkat Propinsi Jawa Timur, Kafilah Sidoarjo selalu menjadi jawaranya, bahkan secara berturut-turut menyabet piala bergilir tiga kali.  Namun dalam kesinambungannya masih memerlukan persiapan dan pembinaan yang maksimal sehingga hasilnya akan sangat menggembirakan. Hasil yang maksimal memang sebuah beban bagi sebuah daerah yang sering juara, namun yang lebih penting dari itu adalah bagaimana mengejawantahkan atau mengaktualisasikan nilai-nilai al qur’an dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan kita.
Dalam tulisan ini diharapkan bisa memberikan suatu masukan untuk mencari strategi apa yang diambil untuk menyiapkan Kafilah MTQ yang tangguh dari Kab. Sidoarjo, supaya bisa berjaya dikancah Propinsi sampai Nasional. Strategi tersebut adalah : Pertama (1). Menggali potensi besar yang ada dari seluruh komponen keagamaan di Kabupaten Sidoarjo. Misalnya Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ), Madrasah Diniyah (Madin), Pondok Pesantren, Sekolah atau Rumah Tahfidz, Rumah Qori’, dan potensi personal yang juga mempunyai peran sangat besar. Dari berbagai lembaga keagamaan yang ada di Kabupaten Sidoarjo bisa dikembangkan dan dioptimalkan pembinaannya kearah penyiapan sumber daya manusia yang mumpuni sebagai wujud kongrit dari program yang sudah dicanangkan.
Kedua (2), Membangun Visi dan Misi yang sama dari berbagai elemen masyarakat yang ada. Hal ini menjadi tugas bersama dengan mengedepankan kekuatan yang ada di Kabupaten Sidoarjo. Musabaqah Tilawatil Qur’an disetiap daerah ditangani oleh suatu lembaga pengembangan yaitu Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ), yang mempunyai otoritas mengelola penuh terhadap pelaksanaan daan keberhasilan MTQ itu sendiri. Kalau visi dan misi ini dikembangkan  tidak hanya pada tataran birokrasi tetapi melibatkan masyarakat secara menyeluruh, dan yang lebih spesifik lagi pada lembaga atau ormas yang mengelola dan mengembangkan syiar al-Qur’an, misalnya Jam’iyyatul Qurra’ Wal Huffazh dan lembaga – lembaga lain yang mempunyai kapasitas dalam hal itu. Apabila seluruh kemampuan yang ada baik dari pihak pemerintah sebagai otoritas penguasa anggaran dan lembaga keagamaan bersatu padu maka akan memunculkan kekuatan yang sangat besar. Ibarat filosofi sapu lidi bersatu akan menjadi kuat dan bermanfaat. Dengan kata lain pengelolaan Pengembangan Musabaqah Tilawatil Qur’an dikerjakan bersama antara pemerintah daerah dengan lembaga atau ormas islam yang mempunyai visi dan misi yang sama bisa membuahkan hasil yang maksimal. Ketiga (3), Penjaringan potensi sejak dini. Kemampuan yang ada baik secara kelembagaan maupun pribadi perlu dicari dan diinventarisir sehingga bisa mendeteksi kemampuan yang ada. Penjaringan ini dilakukan sebagai langkah untuk mencari bibit dalam Kafilah MTQ kedepan. Cara yang lebih jitu yang dilakukan dalam penjaringan ini adalah dengan sering kali mengadakan event atau perlombaan serta kegiatan yang mendukung potensi tersebut. Yang tidak kalah pentingnya adalah penjaringan dilakukan dengan sangat obyektif sesuai dengan kemampuan yang dimiliki tanpa pilih kasih karena pertimbangan lainya. Keempat (4), Pembinaan yang berkesinambungan. Untuk mendapatkan bibit yang mumpuni, baik dan unggul harus dilakukan sejak dini dengan melibatkan seluruh komponen yang ada. Karena bibit yang unggul tidak bisa secara instan, tetapi harus dilakukan jauh-jauh sebelum ada kegiatan secara berkesinambungan. Hal ini bisa kita lihat kesinambungan yang dilakukan di rumah-rumah tahfizh, rumah-rumah qori’, sanggar kaligrafi, Pondok Pesantren, Jam’iyyatul Qurra’ Wal Huffazh dan lain-lain. Mereka sudah menyiapkan calon-calon Kafilah yang handal karena disiapkan sejak dini dengan fasilitas yang  sangat sederhana. Kalau potensi ini disinergikan dengan kemampuan anggaran yang ada dari pemerintah daerah maka bukan mustahil potensi yang ada akan tambah lebih besar dan unggul. Kelima (5), Bibit dirawat dengan baik. Bibit yang unggul ini menjadi tanggung jawab kita bersama dengan memakai tangan pemerintah daerah untuk mengelolanya. Perawatan ini meliputi secara fisik dan non fisik. Secara fisik terkait dengan bagaimana gizi, kesehatan dan kehidupan ekonomi seorang calon Kafilah. Secara non fisik atau aspek spiritual lebih dititik beratkan kepada memperkuat kemampuan rohani, mental dari seorang calon Kafilah MTQ. Keenam (6), Memberikan reward sebagai stimulan. Prestasi dari apapun keahliannya harus mendapatkan reward yang sesuai tingkat ptrestasi yang dihasilkan. Karena ini akan menjadi stumulus tersendiri bagi para pemenang. Tak terkecuali prestasi yang ditorehkan dari para kafilah MTQ diberbagai event yang ada. Dampak dari cara ini adalah besar terhadap kesungguhan para kafilah. Apabila ini dilakukan dengan baik dan perencanaan yang matang dari segi anggaran maka akan merangsang para calon kafilah untuk bersaing dengan sehat sebagai duta Kabupaten Sidoarjo ke event tingkat Propinsi maupun Nasional.
Dari berbagai aspek yang ada di atas adalah merupakan suatu strategi sederhana untuk menyiapkan Kafilah MTQ Kabupaten Sidoarjo yang tangguh. Harapan dari strategi ini ke depan Kabupaten Sidoarjo menjadi kabupaten yang unggul dalam menyiapkan Kafilah MTQ kejenjang yang lebih tinggi serta mempunyai kemampuan dalam menerapkan nilai-nilai al-Qur’an ditengah-tengah masyarakat yang sangat majemuk. Semoga bermanfaat.




1 komentar: