Kamis, 27 Oktober 2022

Makna Sumpah Pemuda Menurut Islam

 

Makna Sumpah Pemuda Menurut Islam

Imam Mukozali, S.Ag.,MM

 

Sumpah Pemuda menjadi cikal bakal pergerakan pemuda untuk berjuang meraih kemerdekaan Indonesia.  Yang ditandai dengan Kongres Pemuda II pada 27-28 Oktober 1928 di Batavia. Dan pada hari ini genap ke 94 tahun. Peringatan tahun ini mengambil tema Bersatu Bangun Bangsa. Yang mempunyai makna menghadirkan sejarah masa lalu untuk direnungkan, dipelajari, ditemukan kristalisasi pembelajaran kebaikan untuk dijadikan teladan, inspirasi penggerak langkah menuju visi besar bangsa iondonesia. 5

Kongres ini memiliki tiga tujuan utama, yakni: Melahirkan cita-cita semua perkumpulan para pemuda Indonesia, Membahas tentang masalah pergerakan pemuda Indonesia,  Memperkuat kesadaran kebangsaan dan memperteguh kesatuan Indonesia. Oleh karena itu Sumpah Pemuda memiliki sejumlah makna bagi kehidupan bangsa, seperti:

1. Menyatukan perjuangan bangsa Indonesia. Kelahiran Sumpah Pemuda menjadi titik awal perjuangan anak muda. Kala itu, para pemuda rela mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, dan harta benda bahkan nyawa demi menyatukan bangsa Indonesia. Tanpa ikrar ini, maka perjuangan Indonesia tak akan bersatu sehingga sulit mengusir penjajah.

2. Menekankan kebanggaan akan bahasa Indonesia. Indonesia terdiri dari beragam suku dan budaya, termasuk bahasa yang digunakan. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu bangsa yang menjadi penyambung komunikasi antar suku. Sebab, bahasa yang baik dan dimengerti semua kalangan berpengaruh terhadap intelegensi dan rasa nasionalisme.

3. Menjaga keutuhan bangsa. Sumpah Pemuda dapat dimaknai sebagai ajang menumbuhkan rasa nasionalisme para generasi muda. Kehadiran rasa nasionalisme dalam jiwa pemuda berimbas pada keutuhan bangsa, sehingga Indonesia menjadi bangsa yang tak mudah terpecah belah.

Hari Sumpah Pemuda adalah momentum yang perlu dimanfaatkan untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan berdampak bagi agama, bangsa, dan negara.

Dalam konteks Islam, pemuda di sini merupakan kelompok masyarakat yang peka dan paling cepat merespons keadaan terutama dalam dakwah islam, mereka adalah agen dari perubahan. Bahkan jika ingin memajukan suatu bangsa dan negara, yang perlu diperjuangkan dan diberikan kepercayaan adalah para pemuda.

Dalam Alquran dan sunnah, pemuda menjadi pembicaraan terutama perannya dalam kehidupan dan berjuang di jalan Allah. Pemuda harus menjadi pribadi yang mampu membuat tatanan hidup masyarakat menjadi lebih baik, bahkan dalam Alquran pun disebutkan adalah kata fityah atau para pemuda, bukan siapapun. Allah SWT berfirman:


نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَاَهُمْ بِالْحَقِّۗ اِنَّهُمْ فِتْيَةٌ اٰمَنُوْا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنٰهُمْ هُدًىۖ

“Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan kami menambahkan petunjuk kepada mereka.” (Q S Al Kahfi ayat 13).

Dalam Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI dijelaskan, ayat ini memaknai Kami akan ceritakan kepadamu dengan rinci yaitu : “Wahai Nabi Muhammad kisah mereka yang penting dan menakjubkan itu dengan sebenarnya, tidak ada keraguan atau kesamaran agar Anda jelaskan kepada orang-orang yang bertanya dan menjadi pelajaran bagimu dan bagi umatmu. Sesungguhnya mereka adalah pemuda yang beriman kepada tuhan mereka dengan keimanan yang benar, tetapi mereka ditindas oleh penguasa pada masanya maka kami kukuhkan iman mereka dan kami tambahkan petunjuk kepada mereka kepada jalan yang benar.”

Tapi pemuda yang seperti apa yang diharapkan dan mampu mewujudkan kemajuan sesuai dalam Alquran?

1.      Pemuda yang berlandaskan iman dalam semua sisi kehidupan. Iman itu menjadi energi paling kuat terutama keimanannya kepada Allah SWT. Misalnya, dihadapkan dengan teman-teman yang suka ghibah, ketika kita memiliki keimanan kepada Allah, maka kita akan menjauhi mereka dan tidak mengikuti perilakunya karena kita tahu bahwa Allah SWT sangat membenci orang-orang yang bergunjing. Di sinilah letak keimanan seorang muslim, dimana mampu menahan hawa nafsunya untuk terus berada di jalan Allah SWT.

قَدۡ أَفۡلَحَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ

“Sungguh beruntung orang-orang yang beriman.” (QS Al Mu’minun 1).

2.      Pemuda yang arah hidupnya mengikuti petunjuk Allah SWT. Banyak ditemui, sebagai manusia ada yang merasa bahwa kita dapat melakukan apa saja yang kita bisa dalam menjalani hidup.
Tapi ada juga yang masih bingung bagaimana harusnya menjalani hidup yang jauh dari kesia-siaan. Allah sudah memberikan petunjuk untuk kita menjalani hidup bahkan untuk pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan.


وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُون


“Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah! Jangan ikuti jalan-jalan (yang lain) yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa”. (Q Al Anam ayat 153).

3.      Pemuda yang memiliki semangat dan kekuatan. Perlu ketahui bahwa semangat pemuda tidak hanya dimiliki pemuda yang dikategorikan dengan usia, tapi siapapun dan umur berapapun perlu memiliki jiwa semangat kepemudaan. Pemuda sendiri berasal dari kata al-futuwwu yang artinya kekuatan.

Jadi, setiap pemuda adalah kekuatan dan harus memiliki jiwa semangat. Ia harus memanfaatkan kekuatannya untuk menjadi orang yang senantiasa berada di jalan Allah dan bermanfaat bagi manusia lainnya.

وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ

“…Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” (QS Al Anfal ayat 60)

وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَشِبُّوا فَلَا تَهْرَمُوا أَبَدًا

Sesungguhnya kalian akan terus-menerus muda dan tidak akan pernah menua selamanya[4] [HR. Muslim]

4.      Mampu melewati tantangan. Seorang pemuda memiliki kesempatan emas yang perlu dimanfaatkan, bahkan kecanggihan teknologi informasi saat ini mampu memberikan kita kemudahan. Sehingga tidak ada alasan untuk kita tidak memanfaatkannya untuk berbuat kebaikan.

5.      Seorang pemuda harus memiliki jiwa yang  mampu bersaing dengan teknologi, mampu berlomba-lomba dalam kebaikan, karena kita tidak bisa menaklukkan dunia dan akhirat tanpa adanya perjuangan baik dalam menaklukkan hawa nafsu atau mujahadah maupun menaklukan teknologi agar kita yang bisa mengatur, bukan malah kita yang diatur.





 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar