Minggu, 27 November 2022

Hikmah Gerhana Bulan

 

Hikmah Gerhana Bulan


Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah SWT dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Dengan bertakwa kita akan berbahagia, baik di dunia, maupun di akhirat kelak, dan sebaliknya manakala kita tidak mau bertakwa, kita akan celaka, baik di dunia, maupun di akhirat nanti.

Pertama : merupakan tanda-tanda kekuasaan Alloh yang bisa dijadikan bahan perenungan dan bertafakkur untuk menemukan dan membuktikan kemahabesaran Alloh SWT

QS Yunus ayat 6 :

اِنَّ فِى اخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَا خَلَقَ اللّٰهُ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَّقُوْنَ

Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang- orang yang bertakwa.

Jangan sampai kita gelap mata dan hati, gelap rasa kemudian tidak peduli sama sekali dengan tanda-tanda kebesaran Alloh SWT sebagai peringatan kepada kita umat manusia.

Kedua : Alam jagat raya yang besar ini tidak lepas dari kendali sang Pencipta : QS Yunus ayat 107 :

وَاِنْ يَّمْسَسْكَ اللّٰهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهٗ ٓاِلَّا هُوَ ۚوَاِنْ يُّرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَاۤدَّ لِفَضْلِهٖۗ يُصِيْبُ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ ۗوَهُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

107. jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, Maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, Maka tak ada yang dapat menolak kurniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Ketiga : Peristiwa ini mengisyaratkan kemahakuasaan Alloh SWT yang bisa menciptakan peristiwa yang lebih dasyat, sebagaimana Alloh berfirman QS. Infithar ayat 1-5 :

·         اِذَا السَّمَآءُ انْفَطَرَتۡ

·         وَاِذَا الۡكَوَاكِبُ انْتَثَرَتۡ

·         وَاِذَا الۡبِحَارُ فُجِّرَتۡ

·         وَاِذَا الۡقُبُوۡرُ بُعۡثِرَتۡ

·         عَلِمَتۡ نَفۡسٌ مَّا قَدَّمَتۡ وَاَخَّرَتۡؕ‏

 

Artinya :

1. apabila langit terbelah,

2. dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan,

3. dan apabila lautan menjadikan meluap,

4. dan apabila kuburan-kuburan dibongkar,

5.  Maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang ilalaikannya.

 

Kemudian Rasulullah SAW berkata, "Sesunggunya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah SWT, dan ia tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana keduanya, makan berdoalah kepada Allah SWT dan dirikan shalat hingga (matahari) kembali tampak." (HR. Al-Bukhari).

Kesimpulan dari khutbah yang kami sampaikan bahwa :

1.   Tanda tanda kebesaran Alloh SWT ada yang tersirat dan ada yang tersurat.

2.   Yang tersurat yaitu di Al Qur’an sebagai pedoman umat manusia, segala sesuatu yang ada disekitar kita adalah merupakan tandak tanda kebesaran dan kekuasaan Alloh SWT yang tersirat, sudah merupakan kewajiban bagi orang yang bertaqwa untuk menyakininya.

Semoga kita senantiasa diberikan kekuatan dari Alloh SWT untuk bisa menjalankan seluruh ketentuan dan kehendak Alloh didunia dan akhirat. Amin.

 

 

 

 

 

 

 

 

Tata Cara Shalat Gerhana Bulan
Shalat gerhana bulan dilakukan sebanyak dua rakaat sebagaimana shalat sunah pada umumnya. Hanya saja terdapat sedikit perbedaan dalam pelaksanaannya karena terdapat empat kali rukuk dalam dua rakaat tersebut.

Dilansir dari laman Kemenag, berikut tata cara shalat gerhana atau shalat khusuf yang bisa Anda kerjakan.

1. Membaca niat dalam hati

أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا/مَأمُومًا لله تَعَالَى

Ushalli sunnatal khusuf rak'ataini imaman/makmuman lillahi ta'ala

Artinya: "Saya shalat suna gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT."
2. Takbiratul ihram, yaitu bertakbir seperti shalat biasa.
3. Membaca doa iftitah dan berta'awudz, kemudian membaca surat Al-Fatihah, dilanjutkan membaca surat Al-Baqarah dengan suara yang lantang.

4. Kemudian rukuk sambil memanjangkan bacaan tasbih.

5. Lalu bangkit dari rukuk (i'tidal) sambil mangucapkan Sami'allahu liman hamidah. Rabbana wa lakal hamd.
6. Setelah i'tidal tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah dan surat lain yang panjang.
7. Kemudian rukuk kembali (rukuk kedua) yang panjang bacaannya lebih pendek dari rukuk sebelumnya.
8. Setelah itu bangkit dari rukuk (i'tidal).
9. Dilanjut sujud yang panjangnya sebagaimana rukuk, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali.
10. Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan rakaat kedua sebagaimana rakaat pertama. Hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya. Anda dapat membaca surat An-Nisa, dan dilanjut membaca surat Al-Maidah.
11. Salam.

Terakhir, imam shalat dapat melanjutkan untuk menyampaikan khotbah yang berisi tentang ajakan berzikir, berselawat, membaca istigfar, serta sedekah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar